Soraya Intercine Films telah merilis poster dan video teaser perdana untuk film horor Suzzanna: Bernapas dalam Kubur yang dibintangi Luna Maya. Bersamaan dengan perilisan, kru dan pemain juga membagikan sejumlah cerita mengenai proyek ini.
Luna mengaku lega karena akhirnya dia bisa bercerita mengenai film ini.
Sebelumnya, selama berbulan-bulan proses persiapan hingga produksi,
pihak Soraya melarang dia membagi kabar apapun tentang film, termasuk
foto situasi di lokasi syuting.
"Proyek ini agak lama saya pendam. Selama beberapa bulan, saya selalu
menolak jika wartawan bertanya. Akhirnya lega begitu boleh diumumkan,"
kata Luna dalam konferensi pers di kantor Soraya di kawasan Cikini,
Senin, 24 September 2018. Berbagai cerita tentang film ini datang tidak hanya dari Luna, tetapi
juga produser Sunil Soraya dan sutradara Rocky Soraya. Sebagian besar
kami rangkum dalam 10 poin berikut, mulai dari pergantian sutradara,
makan bunga melati, hingga 200 foto Suzzanna untuk membuat topeng
prostetik.
1. Sinopsis
Setelah menikah tujuh tahun, Suzzanna (Luna) akhirnya hamil calon anak
pertama, tetapi Satria (Herjunot Ali) suaminya harus dinas luar negeri.
Selama Satria pergi, empat karyawannya (Verdi Solaeman, Teuku Rifnu
Wikana, Alex Abbad, Kiki Narendra) berniat merampok rumah saat sepi.
Hari perampokan akhirnya datang ketika Suzzanna pergi bersama tiga
pembantu (Asri Welas, Ence Bagus, Opie Kumis). Namun perampokan justru
berubah menjadi pembunuhan tatkala Suzzanna, karena kondisi tubuh lemah,
pulang sendirian lebih awal. Panik, keempat karyawan mengubur
jenazahnya di belakang rumah.
Anehnya, keesokan hari, Suzzanna tetap beraktivitas seperti biasa di rumah. Apakah Suzzanna masih hidup?
2. Pemilihan judul
Sama seperti "Benyamin", nama mendiang Suzzanna telah menjadi semacam
merek lewat film baru yang mendaur ulang konsep film-film lamanya. Dalam
film ini, Luna Maya memerankan tokoh dengan wajah dan pembawaan seperti
Suzzanna dalam film-film horor terdahulu.
"Suzzanna" pun dipakai bersama judul utama cerita, yaitu Bernapas dalam Kubur. Menurut Sunil, mereka tidak hendak menyinggung judul film lama seperti Bernafas dalam Lumpur (1970) atau Beranak dalam Kubur (1971). Judul dibuat belakangan berdasarkan cerita yang dirancang sejak lima tahun silam.
"Karena ada adegan orang dikubur. Boleh tanya departemen artistik, kami
gali (tanah) sampai 10 kali untuk adegan kuburan. Sempat terlintas judul
Sundelbolong apa begitu, tetapi saya pikir, ini enggak cocok buat
filmnya," kata Sunil.
3. Pembaruan cerita
Sunil mengklaim bahwa cerita film ini benar-benar baru dan tidak
berhubungan dengan film-film lama. Memang ada adegan dari film lama
seperti sate 200 tusuk, tetapi menurut Sunil, adegan semacam itu
diperbarui dan porsinya sangat kecil. Bahkan ada sejumlah adegan yang
ditulis dan syuting ulang.
Cerita, yang berlatar 1980-an, disebut punya pengaruh kuat terhadap
aspek horor karena film ini tidak memakai elemen jumpscare. Film
berdurasi total 135 menit.
"Kalau naskah mirip dengan film lama, itu masalah besar. Orang nonton,
pasti bilang ini film lama. Bagusnya, naskah ini enggak ada hubungan
dengan film lama. Itu naskah baru, benar-benar menceritakan hal baru,
sesuatu yang relevan kapanpun juga," ungkapnya.

4. Komedi tetap ada
Unsur komedi, seperti ada di film-film horor Suzzanna, tetap
dipertahankan untuk film terkini versi Luna Maya. Sunil memasukkan rasa
komedi horor sejak awal cerita dibuat, tetapi dengan motif yang lebih
menyatu dengan cerita keseluruhan.
"Saya enggak mau Suzzanna menggoda orang yang enggak ada hubungan dengan Suzzanna.
Jadi, enggak boleh orang luar diganggu hanya untuk adegan komedi horor.
Komedi ini punya hubungan dengan keluarga Suzzanna, jadi memang menyatu
dengan ceritanya. Tukang sate diganggu, itu juga ada alasannya," jelas
Sunil.
5. Ganti sutradara di tengah jalan
Proyek ini mengawali praproduksi dan produksi bersama sutradara Anggy
Umbara. Namun di tengah jalan, ketika syuting telah berjalan sebulan dan
hasilnya ditinjau ulang, Sunil tidak puas dan merasa "beda visi" dengan
Anggy, terutama untuk unsur horornya. Anggy dihentikan dan kursi
sutradara diserahkan ke Rocky Soraya, yang memimpin syuting lanjutan
selama 20 hari.
Nama Anggy tetap dicantumkan bersama nama Rocky.
"Bagian yang tayang, bagian saya mungkin di atas 70 persen," ujar Rocky.
6. Pemilihan Luna Maya
Sunil bercerita pemilihan pemeran Suzzanna cukup sulit dan memakan waktu
lama. Dia mencari aktris dengan bentuk wajah semirip mungkin seperti
mendiang Suzzanna agar topeng prostetik bisa berfungsi optimal. Setelah
Sunil tak kunjung menemukan pemain, Rocky menyarankan Luna Maya. Rocky
dan Luna pernah berkolaborasi dalam film horor The Doll 2 dan Sabrina.
"Saya sudah lama kerja sama dengan dia (Luna) dan saya menyadari bahwa
dia, kalau menjiwai peran sangat mendalam. Saya bisa lihat kalau
sosoknya dikasih Suzzanna, dia bisa jago banget dibandingkan pemain lain
yang hanya mirip secara riasan, tetapi enggak menjiwai," kata Rocky.
"Ketika tes, ternyata (Luna) memang sesuai dengan ekspektasi," imbuhnya.
7. Pendalaman peran Luna Maya
Awalnya Luna merasa tidak percaya diri karena cemas tidak bisa
menyerupai sosok Suzzana sebagai aktris film horor. Namun setelah
bertemu pasangan make-up artists asal Rusia untuk "cetak muka" dan melihat hasil topeng prostetik, Luna takjub dan yakin.
"Saya lihat hasilnya, ini luar biasa. Itu sudah menjadi modal untuk
membuat saya percaya diri, tinggal bagaimana masalah akting," ungkap
Luna.
Luna pun melakukan studi intensif atas segala gerak-gerik, cara
berjalan, cara bicara, ekspresi emosi, serta intonasi suara mendiang
Suzzanna sebagai aktris lewat film-film horor yang pernah dimainkan.
Selain menonton belasan filmnya, Luna juga kerap mendengar rekaman suara
dialog untuk sebisa mungkin, menirukan warna suara Suzzanna yang khas.
"Saya rangkum, adegan ini pada saat dia marah, saat dia ketawa. Satu
Suro misalnya, ada ciri khasnya, di mana penekanan (intonasi) sewaktu
marah," ujar Luna.
Luna juga mengambil ciri khas mata melotot. Namun ekspresi sederhana ini
menjadi sangat sulit karena Luna, yang kornea matanya berwarna
kebiruan, harus memakai lensa kotak berwarna coklat. Apalagi dia juga
sudah memakai prostetik di wajah.
"Cukup menderita ha-ha. Tetapi mudah-mudahan kerja keras saya selama
beberapa bulan ini membuahkan hasil. Ini syuting tergila sih, tekanan
gila, semua gila. Benar-benar pengalaman tak terlupakan. Ditambah lagi,
saya enggak boleh berbagi di media sosial," imbuhnya.

8. Makan bunga melati
Menurut Luna, ada satu adegan di mana dia harus memakan bunga melati,
sama seperti adegan ikonik dari film-film Suzzanna. "Rasanya ya, wangi
ha-ha. Namun Bunda makan bertahun-tahun, enggak apa-apa."
Namun properti bunga melati di lokasi syuting tidak selalu segar. Luna
mengaku sempat makan bunga melati yang "basi" dan sudah berbau aneh.
"Ternyata ada melati yang sudah dari kemarin dan rasanya agak basi,
tetapi ya telan saja ha-ha. Takut sakit perut, tetapi ternyata enggak
apa-apa," ungkapnya.
9. 200 Foto untuk prostetik Suzzanna
Clift Sangra, mantan suami Suzzanna, juga ikut terlibat dalam proyek
film ini. Selain bermain, dia membantu tim artistik dengan memberikan
foto-foto Suzzanna mulai dari kecil hingga dewasa. Foto digunakan
sebagai referensi untuk membuat topeng prostetik.
"Dua hari saya cari, bongkar-bongkar album. Ada sekitar 200 foto yang saya kirim ke Pak Ram (Soraya)," kata Clift.
"(Wajah) Suzzie dari umur ke umur berubah. Jadi saya harus pilih, umur
berapa yang mau kita pakai di film ini. Kami masukkan ke umur 29 tahun,"
sambung Sunil.
"Saya terus mengetes struktur muka Luna. Akhirnya saya dapat Januari-Maret," imbuhnya.
10. Nilai produksi setara Tenggelamnya Kapal Van Der Wick
Menurut Sunil, produksi film ini menghabiskan biaya mahal dan menjadi
salah satu film termahal Soraya. Apalagi waktu produksi, yang sudah
sebulan, bertambah 20 hari karena urusan syuting ulang.
"Mirip dengan Van der Wick ya. Kalau Van der Wick
berurusan dengan kapal dan ini itu, kalau film ini berurusan dengan
syutingnya, set, latar 1980-an, perbaikan, syuting ulang, dan tim yang
begitu besar, itu memakan biaya karena hari bertambah panjang," ujar
Sunil.